Friday, January 31, 2014

Pre Departure Story: 5W+1H

What?
A Gemini Girls' Trip!

When?
From 16 December to 29 December 2013 (Ninda) to 1 January 2014 (Syita)

Where?
Melbourne and Sydney

Who?
Syita: Gemini (10 June 1988), safe player, well planned, well prepared
Ninda: Gemini (9 June 1988), risk taker, spontaneous, underprepared
We have been friends since elementary school.

Selain pemeran utama di atas, ada juga beberapa pemeran pendukung sebagai berikut:
  • Husein, sahabat kami sejak SD, yang kuliah di Melbourne. Dia menjadi alasan utama kenapa kami bisa punya ide untuk liburan ini.
  • Abin, mantannya Husein, yang juga kuliah di Melbourne. Dulu sih mereka pacaran manis banget. Tapi setelah putus, hubungannya kurang baik dan jadi musuhan :D. Kami sebagai mbak-mbak turis yang baik, harus pintar-pintar membagi waktu antara mereka berdua supaya enggak berantem.
  • John dan kawan-kawan, teman-teman Ninda yang merantau di Sydney. 
  • Cynthia dan Grace, teman-teman saya yang juga sekarang tinggal di Sydney. Keduanya jadi dewi penyelamat saya dari kemungkinan tidur tak beratap tak beralas, alias hampir jadi gembel di Sydney. Hahaha.

Why?
Di awal rencana, sebenarnya saya dan Giska hanya mau jalan-jalan ke Melbourne untuk wisuda Husein di akhir 2013. Tapi karena Ninda kepengen tagged along dan ada keperluan ke Sydney, jadilah kita rencana untuk mampir ke Sydney juga. Enggak masalah sih, karena saya dan Giska juga belum pernah. Lagian, the more the merrier kan?

How?
Masuk ke November 2013, Giska membatalkan rencananya untuk ikut karena enggak dapat izin cuti dari kantor. Jadi, yang akan pergi hanya saya dan Ninda. Eeerr.. Gimana? Cuma saya dan Ninda? Untuk yang mengenal kami berdua, ini dianggap sebagai keputusan nekat. Saya dan Ninda bersahabat baik dari SD, tapi kalau lagi beramai-ramai. Kalau cuma berdua doang mah pasti berantem. Di tengah geng aja sering ngotot-ngototan. Gimana mau pergi berdua ke negeri orang? Tapi kami berdua sama-sama mengabaikan fakta ini. Ya udah lah, pergi aja yuk. Siapa tau kalo nanti cuma berdua, malah ikrib dan super damai. Makanya, kami mantap apply visa dan planning ini-itu berduaan.

Untuk proses visa application ini saya lumayan deg-degan. 2011 yang lalu saya sempat apply visa untuk destinasi yang sama.........dan ditolak. Alasan di surat penolakannya sih insufficient fund. Padahal dana yang saya siapkan sama dengan dana turis-turis lainnya. Apa karena saya solo traveling? Atau karena nama saya yang Islam banget? Cuma Tuhan sama pegawai embassy deh yang tau. Sebaliknya, Ninda justru baru kembali dari Sydney beberapa bulan sebelumnya. Jadi masalah visa, dia enggak terlalu khawatir deh.

Karena pengalaman gagal tersebut, saya jadi lebih ceriwis dan well prepared dalam proses visa application kali ini. Tentunya dengan menambahkan white lies seperti:
  • Karena perjalanan ini tidak disponsori oleh siapapun (pribadi dan perusahaan), kami berdua sama-sama pinjam uang orangtua untuk mengisi rekening tabungan kami. Begitu laporan transaksi bank untuk 3 bulan terakhir keluar, langsung kembaliin lagi ke papa mama. Semua juga begitu, kan? Kan?
  • Bukti booking hotel dan tiket pesawat yang tidak pernah di-issued. Sama seperti poin nomor 1, yang ini juga umum dilakukan sama semua orang sih. Tiket pesawat dari Panorama Tours dan hotel dari Booking. Dibanding dengan Agoda dan website sejenis lainnya, Booking punya banyak pilihan hotel yang no cancellation fee. Jadi begitu bukti reservasi hotel diprint, bisa langsung dicancel tanpa khawatir kena charge apapun.
  • Ninda mengarang sendiri surat referensi dari perusahaan tempatnya bekerja. Dengan letterhead yang dia miliki, dia tulis sendiri surat itu dan minta tanda tangan dari ayahnya. Alasannya sih karena malas meminta cuti dan berurusan dengan HRD sebelum visa benar-benar di tangan.
  • Saya juga mengarang sendiri surat referensi dari perusahaan tempat saya bekerja. Nilai gaji saya gabungkan antara gaji dari FDN dan gaji dari Amaya Wedding. Tapi, surat ini tetap ditandangani oleh HRD saya dong..

Catatan:
Untuk proses visa application ke Australia, laporan keuangan 3 bulan terakhir yang dilegalisir pihak bank itu sudah cukup. Tapi untuk visa ke negara lain, banyak juga yang mewajibkan surat pengantar bank, dengan biaya pembuatan sekitar Rp 100.000 selama 10 hari kerja.

Total pembuatan visa memakan waktu sekitar 8 hari kerja. Harusnya sih lebih cepat, tapi waktu itu kami kena imbas didemonya Australian Embassy karena kasus penyadapan presiden.


Foto yang dikirim Ninda sesaat setelah visa kami diapprove. 
Jadiiii? Jadi liburan kitaaaaa!

Getting There
Untuk perjalanan pergi dan pulang dalam trip ini, kami memercayakan sepenuhnya ke Qantas. Kenapa? Karena Qantas satu-satunya airline yang menawarkan perjalanan CGK-MEL dengan stopover di SYD tanpa biaya tambahan. Kalau naik airline lain yang direct ke MEL bisa aja, tapi kan harus nambah biaya lagi untuk flight MEL-SYD. Kalau mau stopover di SYD, kami hanya kena biaya airport tax senilai USD 50. Lumayan kan selisihnya buat jajan di sana.

Jadi rutenya waktu itu adalah:
Senin, 16 Desember 2013 - Pukul 19.45: CGK-SYD
Selasa, 17 Desember 2013 - Pukul 08.45: SYD-MEL
Minggu, 22 Desember 2013 - Pukul 07.00: MEL-SYD
Jumat, 27 Desember 2013 - Pukul 14.25: SYD-CGK

Pembelian tiket kami lakukan melalui Panorama Tours. Udah banding-bandingin harga ke 6 travel agents, tetep Panorama yang termurah. Selisihnya sekitar USD 50-100. Selain Panorama, Bayu Buana juga punya harga yang bersaing dengan service yang bagus.


Accommodation
Untuk hotel di Melbourne, kami menginap di The Victoria Hotel atas reservasi dan traktiran Husein. Karena dibayarin, saya enggak terlalu cerewet dan rempong bacain review di TripAdvisor. Percaya aja sih, kalo Husein enggak akan bikin kami susah. LOL. Reservasi dan pembayaran hotel ini dilakukan melalui Agoda.

Untuk hotel di Sydney, saya serahkan ke Ninda supaya bagi-bagi tugas dan lagi dia yang lebih tau areanya. Tapi si mbak satu ini kan orangnya spontan banget. Jadi kami baru memesan hotel untuk di Sydney di hari ketiga kami di Melbourne. Saya rewel banget. Karena saya tipe yang sebelum berangkat ke luar negeri/kota, saya harus tau pasti di sana akan menginap di mana. Enggak ada tuh yang namanya baru cari-cari di sana. Alhamdulilaah masih dapat hotel layak tinggal dan strategis di The Menzies Sydney.

Reservasi dan pembayaran hotel ini untuk pertama kalinya kami lakukan melalui Wotif. Surprisingly, untuk hotel di area Australia, Wotif ini punya banyak banget deals dengan harga termurah. Apalagi kalo kita menginap lebih dari 2 hari, harga yang ditawarkan lebih bersaing lagi.


Sudah siap berangkat? :-)

 Soekarno-Hatta Airport - 16 December 2013












The Title Says It All

Beberapa waktu yang lalu, Prasetiya Mulya Business School menampilkan profil saya sebagai founder Amaya Wedding di Majalah GoGirl dengan judul "Behind The Bash". Walaupun ini hanya advertorial singkat dan nebeng brand Prasetiya Mulya, tapi saya suka banget dengan isinya. Si penulis berhasil menyimpulkan ocehan ngalor-ngidul kami ke dalam wawancara padat dengan batas 1 halaman!


To cut the story short, artikel ini berusaha menceritakan dan memberi inspirasi ke ani-ani koci pembaca GoGirl, tentang apa dan bagaimana usaha wedding organizer itu, plus yang terpenting, apa sih manfaat yang didapatkan dari belajar di Prasetiya Mulya dengan pengembangan bisnis ini? (Pesan sponsor :D)

Pemilihan titlenya pun pas! Seandainya ini diterbitkan di Majalah Kartini, mungkin judulnya akan berubah menjadi "Setahun Mengerjakan 15 Weddings, Inilah Kisah Pilu Sang Wedding Planner yang Tak Punya Kehidupan". Hihihi.

Iya, mengerjakan 33 weddings dalam 3 tahun terakhir ini memang banyak mengorbankan waktu dan kualitas hidup saya sebagai manusia. Maklum, namanya juga start up company. Selain harus jungkir balik sendirian, saya pun masih berstatus sebagai Business Development Associate di Female Daily Network. Seperti yang pernah saya tuliskan di artikel Womenpreneur: Menghadapi Tantangan dalam Usaha, the joy of juggling a small business in addition to your full-time job.................is there any?

Banyak kok masa-masanya saya ketinggalan cerita keluarga, menatap iri ke foto teman-teman waktu kumpul yang diupload ke socmed, bangun tidur dengan rasa zombie, atau bahkan sampai dirawat di rumah sakit karena kecapean. No family time, no social life. Love life? Yaaa.. Beberapa kali ada beberapa orang yang mengeluhkan hal yang sama, apalagi kalau bukan waktu kerja saya di saat weekend. Hehe. Me-time gimana? Ini lebih gampang karena bisa curi-curi waktu di sela-sela meeting.

Tapi itu dulu.

Di saat orang berlomba-lomba bikin daftar panjang resolusi 2014, keinginan saya cuma satu. Work-life balance, supaya saya punya kehidupan.

Eh, dua deh. sama ketemu jodoh.

Pengen juga sih nambah jadi tiga, to travel more. Empat, untuk rajin nulis blog. Lima, eeerrr...
Tapi dua keinginan pertama itu aja udah terdengar cukup ambisius kok di tengah kesibukan saya membangun Amaya Group. :D


When BuBos Amaya Wedding was on duty

Selamat mengintip!

Hello!

Ini bukan pertama kalinya saya membuat blog. Sejak 2006, kayanya sudah ada 3 blogs yang almarhum sebelum sempat populer. Lah, terus apa yang membuat di 2014 ini kembali membuat blog?

Dalam beberapa tahun terakhir ini, kantor saya rutin menjadi middleman antara pihak brands dan commercial bloggers. Saya sendiri sempat terlibat dalam beberapa projects yang melibatkan keduanya. Bloggers yang bisa dibayar sih banyak. Tapi, yang memenuhi standar penulisan tim editorial kami di kantor ya jumlahnya terbatas. Kalaupun terpaksa menggunakan bloggers yang populer, ujung-ujungnya tim editorial tersebut lah yang harus bekerja keras mengedit tulisan mereka agar layak publish dan sesuai dengan permintaan dari pihak brands :D. Dari situ saya mulai berpikir, kenapa enggak mulai bikin blog lagi sih? Dari segi angka sih memang kurang fantastis. Tapi syukur-syukur kalau rajin dipakai kantor sendiri *uhuk* nepotisme *uhuk*, lumayan juga untuk uang jajan sehari-hari. Hehe.

Itu baru alasan pertama.

Alasan kedua? Takut di-unshare orang kalau terlalu banyak curhat di Path :D.

Alasan ketiga? Selain memandangi foto-foto yang jumlahnya ribuan itu, dokumentasi perjalanan liburan kemarin rasanya sayang kalau enggak dilengkapi dengan bentuk tulisan. Tinggal melanjutkan doa dan usahanya aja, semoga setelah trip berikutnya, bisa tetap rajin nulis di sini.

Well, blog ini harusnya dimulai di awal tahun baru kemarin. Tapi karena hobi menunda-nunda, jadilah blog ini baru dibuat dan dipublish di awal tahun baru......................Cina.

Gong xi fat chai 2565. Let's ride the wooden horse with joy and love to conquer this challenging year of opportunity!